Selasa, 25 September 2012

Jl. Kenekan

Huuuhh…Selalu Saja seperti ini, telat dan telat. Aku sudah rapi dari tadi, tapi ternyata teman-teman ku belum juga meluncur…Kali ini kami akan melakukan perjalanan ke Yogyakarta, Sebut saja aku alias Ipeh, Mery, Kiky, Bugiz, Bengbeng, Pachet, N’cek, Ina. Ini pertama kalinya kami melakukan perjalanan kesana bersama-sama, waahh…menurutku perjalanan ini akan jadi perjalanan yang paling indah.Tepat pukul sepuluh malam kami meluncur meningalkan kota serang menggunakan mini bus, jalur selatan sengaja kami pilih karena mungkin akan lebih cepat sampai. Tidak terlalu terburu buru memang melihat kondisi pachet yang sengaja kami pilih dia sebagai sopir (maklum ga ada yg bisa bwa mobil selain dia..xiixiiii), dia sendiri belum pernah melakukan perjalanan ke wilayah jawa tengah, dan alhasil petunjuk peta kami hanya meraba-raba meskipun ga ada yang bisa di raba…xixii 








Sepanjang perjalanan kami sempat beberapa kali berhenti untuk beristirahat, Tepat pukul lima pagi kami beristirahat di rest area wilayah Purwakarta, dan dari sanalah cerita ini di mulai.

Rest Area

Kamis, 17 May 2012

Berharap hari ini adalah hari pertama kami di jogja, tapi dugaan ku salah, kami masih dalam perjalanan , huuufff…benar2 melelahkan, rasanya lama sekali padahal kalau menurut perhitungan normal harusnya kami sudah tiba di jogja, “ Mobilnya terasa berat dibawanya” celetuk Pachet. Aku sendiri gak tau persis, mungkin karena kami sudah kelelahan.“N’cek lu kenapa?” kataku, “ga tau nih badan gw meriang” jawab n’cek. Mungkin dia kelelahan, dan sepertinya yang lain pun sangat kelelahan sampai-sampai kami harus beristirahat berkali-kali, meskipun begitu kami tetap gembira.
Tanpa terasa hari sudah malam dan kami belum juga sampai jogja, aaaakkhhh….ini benar-benar di luar dugaan. Entah berawal dari mana tiba-tiba kami berbincang tentang hal-hal yang menyeramkan, yaah..anggap saja ini hiburan karena kami sudah terlalu bosan di dalam mobil, sesekali ada teriakan dari aku, mery dan kiky…hehhee , kami memang penakut.Tiba-tiba n’cek angkat bicara “Kok gw jadi merinding” celetuknya. Wew..tapi kami tidak peduli, karena sejak kapan N’cek punya rasa takut terhadap hal-hal seperti itu.


Tepat Tengah Malam sampailah kami di Kota Yogyakarta…Horeeee…akhirnya kami bisa menikmati kota jogja setelah melewati perjalanan yang panjang. Kami di jemput oleh salah satu teman kami yang tinggal di Jogja sebut saja Wawan, dia yang menyediakan penginapan untuk kami dan menjadi guide kami selama disana, tapi gratis tentunya…(wew hehhe…). Wawan membawa kami ke sebuah rumah, di sanalah kami akan menginap selama di jogja, Rumah yang sangat cantik menurutku, ukiran-ukiran yang menghiasi dinding mempunyai kesan tersendiri terhadap penghuninya dan orang lain, dan ornamen-ornamen patung yang berada di sekitar teras menjadikan rumah tersebut mengandung unsur budaya yang tinggi.
Pukul Tiga dini hari Setelah beristirahat sejenak, ternyata ada yang mengganggu perut kami, O’ouw…cacing-cacing di perut kami berteriak kelaparan, waktunya makaaan…!! Dan Wawan siap mengantar kami mencari warung makan, yang murah tentunya xixiii…( hemat). Dalam perjalanan pulang setelah makan, kami menyempatkan diri untuk berfoto ria di Tugu jogja, benar-benar malam yang indah . Setelah puas berfoto bak artis terkenal meskipun ga ada yang kenal, kami kembali ke penginapan dan beristirahat agar besok kami kembali segar dan melanjutkan petualangan.
Penginapan

Tugu Jogja

Tugu Jogja
Jumat, 18 May 2012

Pagi yang indah Jogja yang Indah, kata itu mengawali pagi kami dengan suasana yang bahagia, Target Utama Hari ini ke Candi Borobudur. Tapi mobil kami ada sedikit masalah dan lagi-lagi harus menunggu karena mobil harus di bawa ke bengkel. Sekitar pukul sepuluh siang mobil yang kami tunggu-tunggu datang juga, Horeeee….saatnya berwisata..!! kami segera meluncur menuju candi Borobudur, tapi kali ini bukan wawan yang antar melainkan somad teman wawan. Kami mampir untuk makan siang di “ Kupat Tahu Pelopor” Hmmm…yummmmiii…!! Benar-benar wajib di coba kalau kita sedang berkunjung ke jogja, Karena selain wisata budaya, jogja juga terkenal dengan wisata kulinernya, jajanan-jajanan yang dapat memanjakan lidah dan pastinya dengan harga murah sangat mudah di temukan. Setelah perut kenyang dan sedikit bodoh karena terlalu kenyang (xiixii…) akhirnya kami melanjutkan perjalanan, tidak lama kemudian sampailah kami di Borobudur.


Candi Borobudur terletak di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah. Secara astronomis terletak di 70.361.2811 LS dan 1100.121.1311 BT. Lingkungan geografis Candi Borobudur dikelilingi oleh Gunung Merapi dan Merbabu di sebelah Timur, Gunung Sindoro dan Sumbing di sebelah Utara, dan pegunungan Menoreh di sebelah Selatan, serta terletak di antara Sungai Progo dan Elo. Candi Borobudur didirikan di atas bukit yang telah dimodifikasi, dengan ketinggian 265 dpl.


Harga Tiket Masuk ke Candi Borobudur Rp. 30.000/orng , Harga yang lumayan mahal menurutku, mungkin karena hari libur Nasional, tapi nilai sejarah dan Budayanya justru jauh lebih mahal, jadi kita sebagai warga Indonesia wajib bangga memiliki warisan budaya yang sangat berharga itu. Tapi sayangnya ga semua dari kami masuk ke Borobudur, Pachet, ina, Bengbeng, Somad lebih memilih menunggu kami di luar, dan Aku, Mery, Kiky, Bugis, N’cek yang berhasil menikmati keindahan Borobudur meskipun ga sampai atas, Sebelum masuk kami di persilahkan untuk mengenakan kain samping, mungkin untuk menghormati para leluhur yang mendiami tempat tersebut khususnya umat Hindu-Budha. Kami Langsung berpose rasanya tak ada satu momen pun yang terlewatkan (maklum Gila Photo) “naik keatas yuukk..naik ke atas yuukk” teriakku dengan penuh semangat, “gw ga ikut ya, gw turun aja nunggu di bawah” Celetuk N’cek, sentak membuat ku kaget, “ lo kenapa N’cek, masa segitu aja lu nyerah, gunung yang tinggi aja lu bisa” ujar ku. “ perasaan gw ga enak” balas N’cek. Mendengar perkataan N’cek dan melihat kondisinya akhirnya kami memutuskan untuk turun dan pulang. Teman-teman yang lain sudah menunggu di bawah, tidak lupa aku dan mery menyempatkan untuk berbelanja ria ..hehhe..(udah Kodrat).
Dari sebelah kiri (Mery, Aku, kiky)

Hayoo...

Candi Borobudur
Saat Perjalanan pulang kami mampir sejenak di Candi mendut, letaknya tidak terlalu jauh dengan Candi Borobudur, harga tiket masuknya pun cukup murah hanya 2700/orng, “gw nunggu di mobil ya” kata N’cek, lu kenapa? “gw ga enak badan” jawabnya. Dan akhirnya kami menikmati keindahan Candi mendut tanpa N’cek, setelah berfoto-foto kami langsung pulang karena kami juga tidak ingin terlalu lama meninggalkan N’cek sendirian di mobil.


Candi Mendut


Hari sudah Mulai gelap, kami memutuskan kembali ke penginapan untuk istirahat sejenak setelah itu pergi berkeliling lagi.Meskipun lelah tapi tetap bersemangat, bercanda dan tertawa mengiringi perjalanan sambil menikmati indahnya Jogja di malam hari.“ gw minta maaf ya dah ngerepotin” celetuk N’cek tiba-tiba, kami semua bertanya-tanya dalam hati, kenapa N’cek minta maaf. Sepertinya N’cek Memang terlihat gak enak badan, setelah minum Tolak angin tiba-tiba badanya roboh kebelakang seperti orang pingsan, kami semua panik meskipun berusaha untuk selalu tenang, “N’cek lu kenpa?”Tanya kami.Dia tidak menjawab, badanya lemas dan mukanya terlihat pucat, kami langsung tancap gas dan berharap cepat sampai penginapan.


Sesampai di penginapan kami bergegas membawa N’cek ke kamar dan berbaring, Upz..handphone ku berdering dan ternyata temanku, sambil melepas panik aku mengangkat telephone dan asik berbincang-bincang di teras. Tiba-tiba terdengar suara tangisan dari dalam, aku lekas berdiri penuh dengan rasa panik dan bergegas ke dalam mengampiri suara tangisan itu ternyata itu suara kiky. Kaki ku Lemas badan ku gemetar melihat kondisi N’cek, aq tidak tau persis tapi dia seperti orang kesurupan, matanya melotot dan mulutnya selalu menganga sambil mengeluarkan suara seperti nyawanya sedang di mainkan oleh malaikat Izroil. Aq melihat kiky dan Mery menangis, bengbeng yang selalu memegangi N’cek karena badanya selalu berontak, ina ga berhenti membaca ayat-ayat al-qur’an, dan bugis mencari bantuan di temani wawan.
Kami benar-benar ketakutan, sebenarnya apa yang terjadi dengan N’cek. Kami berfikir bahwa N’cek kesurupan, tapi kenapa bisa?Apa yang dia lakukan? Kami semua bingung.Datanglah seorang Pria Separuh baya yang kami sendiri tidak tau dia datang dari mana, dia menenangkan kami dan berpesan agar kami tidak panik serta selalu membaca ayat-ayat al-Quran.Tidak lama kemudian N’cek mulai membaik dan kami semua lega melihatnya, kami memberi N’cek teh hangat untuk menghangatkan badan supaya badannya lebih nyaman. “Purwakarta” kalimat itu berkali-kali disebut oleh N’cek, kami tidak tau apa maksudnya dan kenapa dia menyebut tempat itu, ada apa dengan tempat itu?.
Tidak lama kemudian Bugis dan Wawan kembali ke penginapan dan tidak hanya berdua, mereka bersama dua orang pria yang menurut cerita dapat mengusir roh-roh jahat yang masuk kedalam tubuh manusia. Kemudian N’cek di bawa ke sebuah ruangan bersama kedua orang tadi, aku tidak berani melihat ke dalam,Suasana menjadi hening hanya terdengar suara teriakan-teriakan N’cek yang semakin lama semakin keras, dia seperti menahan nyawanya yang hendak keluar dari raga. Kami hanya bisa terdiam, Menunggu dan berharap N’cek akan kembali normal, lantunan doa selalu kami panjatkan mengiringi teriakan-teriakan N’cek yang tidak pernah terlupakan di benak kami sampai kapan pun. 


Tidak lama kemudian suara teriakan-teriakan itu hilang, dan mereka keluar ruangan dengan keadaan yang semakin membaik, rasanya kami lega sekali tidak pernah membayangkan bahkan terlintas di benak kami akan ada kejadian seperti ini di hari pertama kami di jogja. Menurut kedua pria tadi memang ada makhluk halus yang masuk ke tubuh N’cek, makhluk tersebut berjenis kelamin wanita, menurutnya dia ikut bersama N’cek dari purwakarta, Sontak membuat kami semua kaget, pantas saja N’cek sempat menyebut purwakarta beberapa kali, tapi dua pria tadi memastikan bahwa makhluk tersebut sudah keluar dari tubuh N’cek. Hari semakin larut, tapi kami masih tetap terjaga, meskipun rasanya mata ingin sekali terpejam namun tidak bisa terpejam, benar-benar hari yang melelahkan. Waktu menunjukan pukul empat pagi, aku ,mery, kiky, Ina memutuskan untuk beristirahat sejenak agar kami tidak sakit. SedangkanN’cek tidur dalam dekapan bengbeng agar selalu terjaga.
Baru saja kami terpejam tiba-tiba kami dikagetkan oleh teriakan-teriakan yang terdengar seperti semalam, kami langsung terperanjat dan mencari suara itu, ternyata itu suara N’cek yang lagi-lagi dia berteriak seolah sedang di permainkan nyawanya.Kami berusaha menenangkan N’cek sebisa mungkin, karena dua pria tadi sudah pergi dari penginapan, dan lega rasanya N’cek kembali tenang.


Sabtu, 19 May 2012


Mungkin ini pagi yang cerah tapi bagi kami Tidak ada yang istimewa di pagi ini, kami hanya bermain-main dengan pikiran kami masing-masing, melihat kondisi N’cek yang ternyata belum sembuh total, dan sesekali teriakan-teriakan itu kembali terdengar, matanya semakin memerah dan tatapannya seolah ingin menerkam siapapun di sekitarnya, Mungkin itu memang bukan tatapan N’cek, itu tatapan makhluk yang ada di dalam tubuhnya. Kami memutuskan untuk membatalkan semua rencana perjalanan, kami tidak bisapergi tanpanya dan yang kami inginkan hanya kesembuhan N’cek, kami ingin melihat dia normal kembali, kami kangen tawanya, candanya, senyumnya.
Kejadian ini benar-benar menjadi pukulan besar buat kami, tidak terhitung berapa banyak orang yang berusaha menyembuhkan N’cek, tapi tetap saja gagal. Kami benar-benar tidak tau lagi harus bagaimana untuk menyembuhkan N’cek, ditambah lagi kondisi kami drop karena memang tidak hanya tenaga saja yang terkuras habis tapi otak kami pun sudah terlalu lelah, rasanya aku ingin sekali cepat-cepat pergi dari kota ini, banar-benar seperti mimpi buruk dan aku berharap dapat lekas bangun dan semuanya kembali normal, tidak ada lagi teriakan tidak ada lagi tangisan dan tidak ada rasa takut.


Hari semakin siang tapi kami tetap tidak ada semangat untuk beraktifitas, “yang cewek-cewek kalau mau belanja, pergi aja gpp” celetuk salah satu teman kami.Walau bagaimanapun kegembiraan tetap harus ada, kami juga tidak ingin tertelan oleh kesedihan.Aku, Mery, Kiky, Ina, Pachet memutuskan untuk sejenak menghirup udara Jogja, kami pergi ke pasar Bringharjo ditemani oleh beberapa teman dari jogja, Kami berjalan kaki karena tempatnya memang tidak terlalu jauh dari penginapan, dan ternyata berjalan kaki di jogja sangat menyenangkan. wew..Aku, mery, Kiky tidak dapat lagi menahan nafsu berbelanja, Andai saja kami tidak sadar kalau uang di ATM sudah hampir terkuras, mungkin kami tidak dapat pulang ke Serang..(xixiii…lagi2 Kodrat). “Mirota” Pusat oleh-oleh yang wajib di kunjungi saat kita ke Jogja, letaknya tepat di depan Pasar Bringharjo, Batik, Souvenir, pernak-pernik, aneka kerajinan tangan semuanya ada dan harganya pun sangat terjangkau. 


“kedalem lagi yuk, ada yang mau gw beli lagi nih” ajak kiky, “adeeehh..gw dah ga kuat ki, kaki gw dah lemes banget” jawab ku. Akhirnya hanya kiky dan Mery yang kembali masuk ke pasar Bringharjo, sedangkan aku memilih menunggu mereka diluar, Sepertinya aku memang sudah sangat kelelahan, kepalaku pusing dan dadaku terasa sesak. Akhirnya mereka berdua datang juga, kami melanjutkan perburuan oleh-oleh ke Mirota, Benar-benar sangat melelahkan berkeliling di Mirota, Waktunya Pulaang…!! Upz..kaki ku sudah tidak kuat lagi kalau harus berjalan kaki ke penginapan, setelah menimbang-nimbang meskipun ga ada timbangan akhirnya kami memutuskan untuk menelepon wawan supaya menjemput kami. Sambil menunggu wawan, kami sengaja berjalan kaki menikmati kota jogja, tidak lupa menyempatkan untuk berfoto dan bergaya di tugu nol kilometer jogja, waahh…benar-benar kota yang hidup, bahkan untuk berjalanpun terasa sesak, mungkin karena hari libur sehingga setiap sudut kota jogja dipenuhi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. 


Setelah beberapa saat menunggu akhirnya wawan datang juga, kami tidak langsung kembali ke penginapan, ada oleh-oleh yang juga wajib di beli saat kita berkunjung ke jogja yaitu “bakpia pathok” ( kodrat wanita selalu saja muncul, xixiii…) disana terdapat beberapa outlet bakpia seperti bakpia 75, bakpia 99, bakpia 123, bakpia 25, dan masih banyak lagi. Bakpia sebenarnya berasal dari negeri Cina, aslinya bernama Tou Luk Pia, yang artinya adalah kue pia (kue) kacang hijau.Selain itu bakpia mulai diproduksi di kampung Pathuk Yogyakarta, sejak sekitar tahun 1948.Waktu itu masih diperdagangkan secara eceran dikemas dalam besek tanpa label.Setelah puas berbelanja bakpia kami langsung meluncur ke penginapan.


Keadaan N’cek sedikit membaik, tapi suasana masih tetap saja tegang, mungkin karena kami masih sangat shock dengan kejadian ini. Sesuai rencana harusnya malam ini kami kembali ke Serang, tapi melihat kondisi N’cek yang belum begitu baik, kami memutuskan kembali ke Serang Besok siang. Malam semakin larut dan kami hanya berbincang-bincang sambil menikmati bakpia pathok yang kami beli. Tiba-tiba ada ide menarik dari salah satu teman kami, dan ternyata kami diajak menikmati malam di angkringan yang sangat terkenal di Jogja, “Angkringan Lik Man” yang terletak di sebelah utara Stasiun Tugu, Angkringan Lik Man merupakan angkringan yang legendaris, sebab pedagangnya adalah generasi awal pedagang angkringan di Yogyakarta yang umumnya berasal dari Klaten. Lik Man yang bernama asli Siswo Raharjo merupakan putra Mbah Pairo, pedagang angkringan pertama di Yogyakarta yang berjualan sejak tahun 1950 an. Menu favorit di angkringan Lik Man adalah “Kopi Joss” Kopi yang disajikan panas dengan diberi arang dan pada saat d masukkan ke gelas langsung Jooosssss….(begitulah bunyinya..hehhee). Bukan hanya kopi joss tapi angkringan Lik Man juga menyediakan berbagai hidangan seperti Sego Kucing yang berlauk oseng tempe dan sambal teri, gorengan dan masih banyak lagi, harganya pun sangat murah.
Pengamen di Angkringan
Setelah puas menikmati sego kucing di angkringan Lik Man, kami kembali ke penginapan. Suasana penginapan tetap saja tegang, aku hanya duduk-duduk di ruang tamu tapi tiba-tiba suhu badanku tinggi,  aku bingung aku takut dan sesekali bengbeng meledekku seolah ada makhluk yang mengikutiku, suhu badanku naik turun rasanya seperti ada sesuatu yang akan masuk ke tubuhku dan aku berusaha menolak sekuat tenaga, tanganku lengket rasanya suhu tubuhku hilang. Aku takut dan semakin takut, aaahhh…aku berlari menghampiri bugis karena aku pikir dia dapat menolongku, “ gw takut gis, gw takuutt…”serukku sambil mengajak bugis pergi dari tempat ini. Aku menarik bugis keluar, semuanya bingung melihat tingkahku, tapi bugis tidak mau aku ajak pergi dan aku mencoba menarik Somad, mungkin dia bisa mengajakku pergi, tapi Somad juga tidak mau aku ajak, aku terus memaksa aku tidak mau tinggal disini hingga matahari terbit.


Setelah beberapa saat akhirnya bugis bersedia menemaniku keluar, kami berjalan dan terus berjalan, sampailah kami di alun-alun tapi tempat itu sangat gelap dan banyak pohon besar, aku tidak mau disini aku takut karena sepertinya ditempat ini ada sesuatu yang mngintaiku, aku butuh tempat yang terang dan ramai karena aku tidak ingin termakan oleh pikiran – pikiran ku sendiri, Kami berjalan lagi dan sampailah di tugu nol kilometer, menurutku tempat ini jauh lebih nyaman, banyak lampu, ramai, banyak orang yang berlalu lalang, ada juga yang sedang balapan motor.
Kami duduk sambil berbincang, berharap kondisiku kembali tenang. Aku tidak bermaksud untuk melarikan diri dari ketakutanku, tapi aku hanya sedang melawan pikiran-pikiran buruk yang muncul di benakku. Beberapa kali Somad kirim sms dan mencoba membuat ku tenang, aku menyuruhnya mengambilkan kartu ATM ku mungkin aku lebih baik tidur di Hotel untuk malam ini atau mungkin tidur di Tugu, aku benar-benar masih takut untuk kembali ke penginapan. Waktu menunjukkan pukul 4 pagi, setelah beberapa saat Tiar dan Udin Mengampiri kami, Tiar coba membujukku agar aku pulang dan setelah berbincang-bincang dengan Tiar, aku memutuskan untuk kembali ke penginapan. 


Aku melihat mery menangis di kamar, rasa takut ku memang belum sepenuhnya hilang tapi aku tidak ingin membuat mereka panik lagi, aku tetap tidak bisa memejamkan mata aku takut, rasanya aku ingin cepat-cepat melihat matahari bersinar, aku ingin cepat-cepat pergi dari kota ini.
Aku
Minggu, 20 Mei 2012


Mungkin ini pagi yang menyenangkan karena kami akan kembali ke serang nanti siang, tapi sayangnya tidak bagiku, aku masih tetap saja takut untuk memejamkan mata, kejadian semalam membuatku drop dan takut. “cari sarapan yuk” ajak salah satu teman kami yang tinggal di Jogja, dan akupun pergi denganya menggunakan motor, kami sarapan bubur di alun-alun kidul Jogja,tidak makan terlalu banyak memang tapi bubur ini bisa membuatku sedikit memiliki tenaga karena aku memang belum tidur dari semalam. Ternyata alun-alun kidul sangat ramai saat pagi, ada yang sedang lari pagi dan ada juga yang sekedar untuk sarapan seperti aku ini, oia ada hal yang sangat menarik di alun-alun kidul jogja, dua pohon yang konon katanya kalau kita dapat berjalan dari salah satu pohon ke pohon satunya dengan terpejam maka doa kita akan terkabul..heheee.. 


Setelah sarapan kami langsung kembali ke penginapan, “packing-packing” seru bugis kepada kami dan lekas aku membereskan semua barang-barang yang ku bawa. Aku hanya duduk-dukuk di ruang tamu dengan kiky, wawan dan pitik.Tiba-tiba badanku terasa panas, rasa yang seperti aku rasakan tadi malam tapi aku tidak ingin membuat teman-temanku kembali panik. “apa yang harus aku lakukan, aku harus tetap dalam kondisi sadar, aku tidak boleh termakan oleh sugestiku sendiri” bisik ku dalam hati. “ ki, pijitin gw dong, badan gw panas” pintaku , kemudian kiky memijitiku tapi dengan gaya candanya. “yah ki, masa lu mijitnya gitu” ujarku, “hehhee..gw lagi ga bisa mijit neng, noh wawan aja yang mijit”jawab kiky . lekas aku melihat Wawan sambil mengulurkan tangan, dan kami hanya tersenyum sambil bergurau, Wawan hanya memegangi tanganku , “ ini cara ku memijit” candanya, lagi-lagi kami hanya tertawa dan sesekali kiky meledek tingkah kami. 


Entah berawal dari mana tiba-tiba ada rasa yang sulit sekali dimengerti, rasa yang belum pernah aku rasakan selama aku kenal dia, selama aku di Jogja dan selama aku disampingnya. Tanpa berfikir dan pertimbangan kami memutuskan untuk memulai kisah ini, kisah kami berdua yang tumbah dalam hitungan menit, dan sesekali Wawan..(Upz…kali ini aku akan panggil dia mas Wawan, hehee) OKe..aku ulangi ya.. dan sesekali mas Wawan menggodaku dengan rayuanya tapi aku memang menyukai rayuanya. Aku masih tidak paham dengan persaanku, perasaan yang timbul justru di saat kami terkena musibah, ini memang hari terakhir kami di jogja , tapi bagi aku dan mas Wawan hari ini adalah awal dari kisah panjang kami. Tidak bisa di pungkiridi sini di rumah ini di Jl. Kenekan dekat keraton kisah buruk ini terjadi, tapi disini pula kisah indah ini di mulai, “es dawet” minuman yang rasanya manis dengan campuran gula merah, santan dan cendil, yang hampir semua orang tau dan mungkin tidak ada yang istimewa, tapi bagiku dan mas Wawan es dawet adalah symbol pertemuan kami (heheee…). 


Waktunya pamitaaaannn….!!kami sangat berterima kasih buat temen-temen di Jogja karena mereka sudah banyak membantu kami selama disana. Akhirnya kami pulang juga, aku sangat senang karena kami akan kembali ke Serang dan mengakhiri kisah buruk ini, tapi ternyata aku juga merasa sedih karena otomatis aku juga berpisah dengan mas Wawan setidaknya dalam beberapa waktu, sebab dia akan menghampiriku ke Serang dalam waktu dekat. Aku memegang tanganya, rasanya aku ingin tangan ini selalu menggenggamku kemanapun aku pergi, dan aku tidak ingin melepasnya.“sampai jumpa mas Wawan, aku pasti akan merindukanmu dan mungkin aku tidak akan bisa tidur nyenyak dalam beberapa hari, atau mungkin juga aku akan sering tertawa sendiri” gumamku dalam hati. 


Perlahan mobil kami melaju dan meninggalkan Yogyakarta, kami selalu berdoa dan berharap tidak terjadi apa-apa selama di perjalanan, tidak lupa kami sesekali membaca ayat-ayat al-quran untuk membentengi diri. Aku duduk di kursi belakang bersama ina dan mery, sedangkan kiky, beng2 dan N’cek di kursi tengah, bugis dan pachet di depan. Entahlah aku selalu takut setiap kali menatap mata N’cek dan bukan hanya aku, yang lain pun merasakan hal yang sama, mungkin karena mata N’cek menjadi berwarna merah sehingga terlihat mengerikan, seperti Iblis yang menjelma menjadi manusia dan siap menerkam siapapun yang mengusiknya.


Badan ku kembali panas, “ya allah mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa denganku” doa ku dalam hati, tiba-tiba mulut N’cek menganga dan mengeluarkan suara yang mengerikan itu,  kami berusaha membuat N’cek tenang dan akhirnya berhasil. Panas badanku semakin tinggi, aku coba meminum tolak angin tapi tetap tidak berhasil.
Hari sudah mulai sore, rasa kawatir kami terhadap N’cek semakin tinggi karenakami takut terjadi sesuatu saat dalam perajalanan. Sampailah kami di kota Kutoharjo dan kami memutuskan untuk beristirahat sambil mencari orang pintar yang dapat menolong N’cek ,minimalnya dapat membuat N’cek tenang sampai Serang. Masjid jadi pilihan kami untuk beristirahat sambil sholat ashar, kami sempat berbincang dengan salah satu penduduk setempat, mereka menyarankan agar kami membaca ayat kursi tiga kali pada saat akan pergi dan N’cek harus selalu Suci dari hadas,  kami juga diberi tahu bahwa ada klinik dekat-dekat sini, kami pun mencoba kesana untuk memeriksakan N’cek, hasilnya pun masih nihil. Setelah beberapa saat beristirahat kami melanjutkan perjalanan, hari sudah mulai gelap seiring dengan rasa kawatir kami yang semakin tinggi. Tidak lama kemudian kami beristirahat kembali untuk sholat maghrib di sebuah mushola kecil dan masih di kota Kutoharjo  (hehhe…). Setiap kali beristirahat kami menyempatkan untuk berbincang dengan penduduk setempat sambil mencari orang pintar atau kyai disebutnya. Aku masih berbalas sms dengan mas wawan, dia kawatir dengan kondisi kami, tanpa berfikir panjang dan setelah kami berembug, mas Wawan menyusul kami d Kutoharjo, dia yang akan membawa mobilnya karena kondisi kami memang sudah sangat lemah termasuk Pachet sebagai sopir. 


Sambil menunggu mas Wawan datang, Kami beristirahat di sebuah rumah penduduk setempat, dia seorang tabib dan konon menurut cerita tabib tersebut sangat terkenal karena keampuhan obat-obatnya.Sedikit lega rasanya, mas Wawan menyusul kami dan itu tandanya aku punya kekuatan yang dari tadi sempat hilang bahkan hampir saja aku termakan oleh sugestiku lagi.N’cek diberi minuman jamu oleh tabib tersebut setelah meminumnya kondisi N’cek jauh semakin membaik, Syukurlah kami sangat lega.
Tidak lama kemudian mas Wawan datang, dia diantar naik motor oleh salah satu rekannya, dan kami juga berpamitan kepada tabib tersebut setelah itu langsung melanjutkan perjalanan panjang kami tapi kali ini mas Wawan yang nyetir. Sesekali ada godaan-godaan yang dilontarkan teman-teman untuk meledekku, ( jadi malu..hee). Alhamdulillah setelah kami ke tabib dan mas wawan datang menggantikan pachet untuk menyetir keadaan semakin membaik dan terkendali, bahkan kami dapat beristirahat dengan tenang tanpa ada rasa kawatir. 

Senin, 21 Mei 2012

Sampailah kami di kota Serang, sedikit lama memang tapi bukan karena mobilnya yang lambat melainkan kami harus beristirahat dan menunggu bugis urut karena penyakit lamanya kambuh (ga bisa kentut dia..xixiii). 


“Selamat datang di kota serang” aku tidak pernah peduli dengan kata-kata itu karena memang hampir setiap hari saat berangkat kuliah aku melihatnya, Tapi kali ini dan mungkin hanya kali ini kata-kata itu terlihat sangat indah bahkan benar-benar indah, rasanya aku bahagia sekali membacanya (lebay bgt ya..). kami langsung menuju rumah N’cek, walau bagaimana pun kami tetap merasa bersalah dan ikut bertanggung jawab atas musibah ini. Rasanya ingin ikut menangis melihat N’cek menangis di dekapan ibunya, kami seperti manusia bodoh yang tidak dapat menjaga teman sendiri dari bahaya.Setelah berbincang-bincang kami pamitan untuk pulang, tak terasa hari sudah mulai gelap dan masing-masing dari kami pun kembali ke rumah. Aku sangat bahagia, kami sampai dengan selamat, dan bukan hanya sepenggal kisah suram yang aku bawa tapi aku juga membawa kisah indah yang baruakan aku mulai. Dan ternyata kebahagiaan ini bukan hanya untuk aku, tapi mery dan bugis pun  memutuskan untuk memulai kisah cinta mereka pada saat kami pulang dari Joga..(wew..sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui..xixii) . Kali ini mas Wawan menginap di rumah bugis setelah dia mengantarku ke rumah, dan ini pertama kalinya mas Wawan ke rumahku, senang sekali rasanya.Rumah yang kurindukan, aku kangen keluargaku dan besok pagi pasti alif (keponakanku yang lucu) juga senang melihatku pulang, Aku langsung terlelap mungkin karena terlalu lelah.


Kali ini aku akan katakanan, Pagi yang indah Serang yang indah. Aku terbangun membuka mata dan ternyata ada Alif disampingku yang langsung memelukku dengan perasaan rindu. “Ya allah terima kasih engkau selalu menjagaku” ucap syukurku dalam hati. Aku seperti baru saja kembali dari dunia lain yang sangat jauh dan menakutkan, rasanya sulit dipercaya dan benar-benar seperti mimpi. 


Aku kembali ke rutinitas, pagi hari berangkat kerja dan sorenya aku pulang, berharap aku tidak akan ingat kejadian buruk itu. Hari ini Sepulang kerja aku ada janji dengan mas Wawan, ini hal yang paling aku tunggu, kami berbincang banyak hal, tapi sayangnya mas wawan tidak bisa lama-lama tinggal di sini karena dia harus ke pulau Dewata untuk bekerja. Tapi ada janji mas wawan yang membuatku tidak bisa tidur, dan selalu tertawa sendiri mirip orang gila, setelah pulang dari pulau Dewata mas wawan berjanji akan mengunjungiku ke sini, Senang rasanya. 


Entah sampai kapan cerita ini akan berlanjut, hanya satu harapanku “aku akan menjadi seseorang yang selalu membantunya berjalan saat dia lanjut usia nanti”.


Wawan (25-05-2012)
Menghitung waktu dengan detik
Menghitung jarak dengan jengkal
Kali ini membawa cerita berbeda menemaniku
Kembali ke tempat asalku.
Aku akan berbagi cerita kepada alam yang selalu ku ajak bercerita
Tentang apa yang terjadi antara  rasaku dan rasamu siang itu
Semoga alam semesta beserta penciptanya mengamini..





Read More..