Huuuhh…Selalu
Saja seperti ini, telat dan telat. Aku sudah rapi dari tadi, tapi ternyata
teman-teman ku belum juga meluncur…Kali
ini kami akan melakukan perjalanan ke Yogyakarta, Sebut saja aku alias Ipeh,
Mery, Kiky, Bugiz, Bengbeng, Pachet, N’cek, Ina. Ini pertama kalinya kami
melakukan perjalanan kesana bersama-sama, waahh…menurutku perjalanan ini akan
jadi perjalanan yang paling indah.Tepat
pukul sepuluh malam kami meluncur meningalkan kota serang menggunakan mini bus,
jalur selatan sengaja kami pilih karena mungkin akan lebih cepat sampai. Tidak
terlalu terburu buru memang melihat kondisi pachet yang sengaja kami pilih dia
sebagai sopir (maklum ga ada yg bisa bwa mobil selain dia..xiixiiii), dia
sendiri belum pernah melakukan perjalanan ke wilayah jawa tengah, dan alhasil
petunjuk peta kami hanya meraba-raba meskipun ga ada yang bisa di raba…xixii
Sepanjang perjalanan kami
sempat beberapa kali berhenti untuk beristirahat, Tepat pukul lima pagi kami
beristirahat di rest area wilayah Purwakarta, dan dari sanalah cerita ini di
mulai.
Rest Area |
Kamis, 17 May 2012
Berharap
hari ini adalah hari pertama kami di jogja, tapi dugaan ku salah, kami masih
dalam perjalanan , huuufff…benar2 melelahkan, rasanya lama sekali padahal kalau
menurut perhitungan normal harusnya kami sudah tiba di jogja, “ Mobilnya terasa
berat dibawanya” celetuk Pachet. Aku sendiri gak tau persis, mungkin karena
kami sudah kelelahan.“N’cek lu kenapa?” kataku, “ga tau nih badan gw meriang”
jawab n’cek. Mungkin dia kelelahan, dan sepertinya yang lain pun sangat
kelelahan sampai-sampai kami harus beristirahat berkali-kali, meskipun begitu
kami tetap gembira.
Tanpa
terasa hari sudah malam dan kami belum juga sampai jogja, aaaakkhhh….ini
benar-benar di luar dugaan. Entah berawal dari mana tiba-tiba kami berbincang
tentang hal-hal yang menyeramkan, yaah..anggap saja ini hiburan karena kami
sudah terlalu bosan di dalam mobil, sesekali ada teriakan dari aku, mery dan
kiky…hehhee , kami memang penakut.Tiba-tiba n’cek angkat bicara “Kok gw jadi
merinding” celetuknya. Wew..tapi kami tidak peduli, karena sejak kapan N’cek
punya rasa takut terhadap hal-hal seperti itu.
Tepat
Tengah Malam sampailah kami di Kota Yogyakarta…Horeeee…akhirnya kami bisa
menikmati kota jogja setelah melewati perjalanan yang panjang. Kami di jemput
oleh salah satu teman kami yang tinggal di Jogja sebut saja Wawan, dia yang
menyediakan penginapan untuk kami dan menjadi guide kami selama disana, tapi
gratis tentunya…(wew hehhe…). Wawan membawa kami ke sebuah
rumah, di sanalah kami akan menginap selama di jogja, Rumah yang sangat cantik
menurutku, ukiran-ukiran yang menghiasi dinding mempunyai kesan tersendiri
terhadap penghuninya dan orang lain, dan ornamen-ornamen patung yang berada di
sekitar teras menjadikan rumah tersebut mengandung unsur budaya yang tinggi.
Pukul Tiga dini hari
Setelah beristirahat sejenak, ternyata ada yang mengganggu perut kami, O’ouw…cacing-cacing
di perut kami berteriak kelaparan, waktunya makaaan…!! Dan Wawan siap mengantar
kami mencari warung makan, yang murah tentunya xixiii…( hemat). Dalam
perjalanan pulang setelah makan, kami menyempatkan diri untuk berfoto ria di
Tugu jogja, benar-benar malam yang indah . Setelah puas berfoto bak artis
terkenal meskipun ga ada yang kenal, kami kembali ke penginapan dan
beristirahat agar besok kami kembali segar dan melanjutkan petualangan.
Penginapan |
Tugu Jogja |
Tugu Jogja |
Pagi yang indah Jogja yang Indah, kata itu mengawali pagi kami dengan suasana yang bahagia, Target Utama Hari ini ke Candi Borobudur. Tapi mobil kami ada sedikit masalah dan lagi-lagi harus menunggu karena mobil harus di bawa ke bengkel. Sekitar pukul sepuluh siang mobil yang kami tunggu-tunggu datang juga, Horeeee….saatnya berwisata..!! kami segera meluncur menuju candi Borobudur, tapi kali ini bukan wawan yang antar melainkan somad teman wawan. Kami mampir untuk makan siang di “ Kupat Tahu Pelopor” Hmmm…yummmmiii…!! Benar-benar wajib di coba kalau kita sedang berkunjung ke jogja, Karena selain wisata budaya, jogja juga terkenal dengan wisata kulinernya, jajanan-jajanan yang dapat memanjakan lidah dan pastinya dengan harga murah sangat mudah di temukan. Setelah perut kenyang dan sedikit bodoh karena terlalu kenyang (xiixii…) akhirnya kami melanjutkan perjalanan, tidak lama kemudian sampailah kami di Borobudur.
Candi Borobudur terletak di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur,
Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah. Secara astronomis terletak di
70.361.2811 LS dan 1100.121.1311 BT. Lingkungan geografis Candi Borobudur
dikelilingi oleh Gunung Merapi dan Merbabu di sebelah Timur, Gunung Sindoro dan
Sumbing di sebelah Utara, dan pegunungan Menoreh di sebelah Selatan, serta
terletak di antara Sungai Progo dan Elo. Candi Borobudur didirikan di atas
bukit yang telah dimodifikasi, dengan ketinggian 265 dpl.
Harga
Tiket Masuk ke Candi Borobudur Rp. 30.000/orng , Harga yang lumayan mahal
menurutku, mungkin karena hari libur Nasional, tapi nilai sejarah dan Budayanya
justru jauh lebih mahal, jadi kita sebagai warga Indonesia wajib bangga
memiliki warisan budaya yang sangat berharga itu. Tapi sayangnya ga semua dari
kami masuk ke Borobudur, Pachet, ina, Bengbeng, Somad lebih memilih menunggu
kami di luar, dan Aku, Mery, Kiky, Bugis, N’cek yang berhasil menikmati
keindahan Borobudur meskipun ga sampai atas, Sebelum masuk kami di persilahkan
untuk mengenakan kain samping, mungkin untuk menghormati para leluhur yang
mendiami tempat tersebut khususnya umat Hindu-Budha. Kami Langsung berpose
rasanya tak ada satu momen pun yang terlewatkan (maklum Gila Photo) “naik keatas
yuukk..naik ke atas yuukk” teriakku dengan penuh semangat, “gw ga ikut ya, gw
turun aja nunggu di bawah” Celetuk N’cek, sentak membuat ku kaget, “ lo kenapa
N’cek, masa segitu aja lu nyerah, gunung yang tinggi aja lu bisa” ujar ku. “
perasaan gw ga enak” balas N’cek. Mendengar perkataan N’cek dan melihat
kondisinya akhirnya kami memutuskan untuk turun dan pulang. Teman-teman yang
lain sudah menunggu di bawah, tidak lupa aku dan mery menyempatkan untuk
berbelanja ria ..hehhe..(udah Kodrat).
Dari sebelah kiri (Mery, Aku, kiky) |
Hayoo... |
Candi Borobudur |
Candi Mendut |
Hari sudah Mulai gelap, kami memutuskan kembali ke penginapan untuk istirahat sejenak setelah itu pergi berkeliling lagi.Meskipun lelah tapi tetap bersemangat, bercanda dan tertawa mengiringi perjalanan sambil menikmati indahnya Jogja di malam hari.“ gw minta maaf ya dah ngerepotin” celetuk N’cek tiba-tiba, kami semua bertanya-tanya dalam hati, kenapa N’cek minta maaf. Sepertinya N’cek Memang terlihat gak enak badan, setelah minum Tolak angin tiba-tiba badanya roboh kebelakang seperti orang pingsan, kami semua panik meskipun berusaha untuk selalu tenang, “N’cek lu kenpa?”Tanya kami.Dia tidak menjawab, badanya lemas dan mukanya terlihat pucat, kami langsung tancap gas dan berharap cepat sampai penginapan.
Sesampai
di penginapan kami bergegas membawa N’cek ke kamar dan berbaring,
Upz..handphone ku berdering dan ternyata temanku, sambil melepas panik aku
mengangkat telephone dan asik berbincang-bincang di teras. Tiba-tiba terdengar
suara tangisan dari dalam, aku lekas berdiri penuh dengan rasa panik dan
bergegas ke dalam mengampiri suara tangisan itu ternyata itu suara kiky. Kaki
ku Lemas badan ku gemetar melihat kondisi N’cek, aq tidak tau persis tapi dia
seperti orang kesurupan, matanya melotot dan mulutnya selalu menganga sambil
mengeluarkan suara seperti nyawanya sedang di mainkan oleh malaikat Izroil. Aq
melihat kiky dan Mery menangis, bengbeng yang selalu memegangi N’cek karena
badanya selalu berontak, ina ga berhenti membaca ayat-ayat al-qur’an, dan bugis
mencari bantuan di temani wawan.
Kami
benar-benar ketakutan, sebenarnya apa yang terjadi dengan N’cek. Kami berfikir
bahwa N’cek kesurupan, tapi kenapa bisa?Apa yang dia lakukan? Kami semua
bingung.Datanglah seorang Pria Separuh baya yang kami sendiri tidak tau dia
datang dari mana, dia menenangkan kami dan berpesan agar kami tidak panik serta
selalu membaca ayat-ayat al-Quran.Tidak lama kemudian N’cek mulai membaik dan
kami semua lega melihatnya, kami memberi N’cek teh hangat untuk menghangatkan
badan supaya badannya lebih nyaman. “Purwakarta” kalimat itu berkali-kali
disebut oleh N’cek, kami tidak tau apa maksudnya dan kenapa dia menyebut tempat
itu, ada apa dengan tempat itu?.
Tidak lama
kemudian Bugis dan Wawan kembali ke penginapan dan tidak hanya berdua, mereka
bersama dua orang pria yang menurut cerita dapat mengusir roh-roh jahat yang masuk
kedalam tubuh manusia. Kemudian N’cek di bawa ke sebuah ruangan bersama kedua
orang tadi, aku tidak berani melihat ke dalam,Suasana menjadi hening hanya
terdengar suara teriakan-teriakan N’cek yang semakin lama semakin keras, dia
seperti menahan nyawanya yang hendak keluar dari raga. Kami hanya bisa terdiam,
Menunggu dan berharap N’cek akan kembali normal, lantunan doa selalu kami
panjatkan mengiringi teriakan-teriakan N’cek yang tidak pernah terlupakan di
benak kami sampai kapan pun.
Tidak lama
kemudian suara teriakan-teriakan itu hilang, dan mereka keluar ruangan dengan
keadaan yang semakin membaik, rasanya kami lega sekali tidak pernah
membayangkan bahkan terlintas di benak kami akan ada kejadian seperti ini di
hari pertama kami di jogja. Menurut kedua pria tadi memang ada makhluk halus
yang masuk ke tubuh N’cek, makhluk tersebut berjenis kelamin wanita, menurutnya
dia ikut bersama N’cek dari purwakarta, Sontak membuat kami semua kaget, pantas
saja N’cek sempat menyebut purwakarta beberapa kali, tapi dua pria tadi
memastikan bahwa makhluk tersebut sudah keluar dari tubuh N’cek. Hari semakin
larut, tapi kami masih tetap terjaga, meskipun rasanya mata ingin sekali
terpejam namun tidak bisa terpejam, benar-benar hari yang melelahkan. Waktu
menunjukan pukul empat pagi, aku ,mery, kiky, Ina memutuskan untuk beristirahat
sejenak agar kami tidak sakit. SedangkanN’cek tidur dalam dekapan bengbeng agar
selalu terjaga.
Baru saja
kami terpejam tiba-tiba kami dikagetkan oleh teriakan-teriakan yang terdengar
seperti semalam, kami langsung terperanjat dan mencari suara itu, ternyata itu
suara N’cek yang lagi-lagi dia berteriak seolah sedang di permainkan nyawanya.Kami
berusaha menenangkan N’cek sebisa mungkin, karena dua pria tadi sudah pergi
dari penginapan, dan lega rasanya N’cek kembali tenang.
Sabtu, 19 May 2012
Mungkin
ini pagi yang cerah tapi bagi kami Tidak ada yang istimewa di pagi ini, kami
hanya bermain-main dengan pikiran kami masing-masing, melihat kondisi N’cek
yang ternyata belum sembuh total, dan sesekali teriakan-teriakan itu kembali
terdengar, matanya semakin memerah dan tatapannya seolah ingin menerkam
siapapun di sekitarnya, Mungkin itu memang bukan tatapan N’cek, itu tatapan
makhluk yang ada di dalam tubuhnya. Kami memutuskan untuk membatalkan semua
rencana perjalanan, kami tidak bisapergi tanpanya dan yang kami inginkan hanya
kesembuhan N’cek, kami ingin melihat dia normal kembali, kami kangen tawanya,
candanya, senyumnya.
Kejadian
ini benar-benar menjadi pukulan besar buat kami, tidak terhitung berapa banyak
orang yang berusaha menyembuhkan N’cek, tapi tetap saja gagal. Kami benar-benar
tidak tau lagi harus bagaimana untuk menyembuhkan N’cek, ditambah lagi kondisi
kami drop karena memang tidak hanya tenaga saja yang terkuras habis tapi otak
kami pun sudah terlalu lelah, rasanya aku ingin sekali cepat-cepat pergi dari
kota ini, banar-benar seperti mimpi buruk dan aku berharap dapat lekas bangun
dan semuanya kembali normal, tidak ada lagi teriakan tidak ada lagi tangisan
dan tidak ada rasa takut.
Hari
semakin siang tapi kami tetap tidak ada semangat untuk beraktifitas, “yang
cewek-cewek kalau mau belanja, pergi aja gpp” celetuk salah satu teman kami.Walau
bagaimanapun kegembiraan tetap harus ada, kami juga tidak ingin tertelan oleh
kesedihan.Aku, Mery, Kiky, Ina, Pachet memutuskan untuk sejenak menghirup udara
Jogja, kami pergi ke pasar Bringharjo ditemani oleh beberapa teman dari jogja,
Kami berjalan kaki karena tempatnya memang tidak terlalu jauh dari penginapan,
dan ternyata berjalan kaki di jogja sangat menyenangkan. wew..Aku, mery, Kiky
tidak dapat lagi menahan nafsu berbelanja, Andai saja kami tidak sadar kalau
uang di ATM sudah hampir terkuras, mungkin kami tidak dapat pulang ke
Serang..(xixiii…lagi2 Kodrat). “Mirota” Pusat oleh-oleh yang wajib di kunjungi
saat kita ke Jogja, letaknya tepat di depan Pasar Bringharjo, Batik, Souvenir,
pernak-pernik, aneka kerajinan tangan semuanya ada dan harganya pun sangat
terjangkau.
“kedalem
lagi yuk, ada yang mau gw beli lagi nih” ajak kiky, “adeeehh..gw dah ga kuat
ki, kaki gw dah lemes banget” jawab ku. Akhirnya hanya kiky dan Mery yang
kembali masuk ke pasar Bringharjo, sedangkan aku memilih menunggu mereka
diluar, Sepertinya aku memang sudah sangat kelelahan, kepalaku pusing dan
dadaku terasa sesak. Akhirnya mereka berdua datang juga, kami melanjutkan
perburuan oleh-oleh ke Mirota, Benar-benar sangat melelahkan berkeliling di
Mirota, Waktunya Pulaang…!! Upz..kaki ku sudah tidak kuat lagi kalau harus
berjalan kaki ke penginapan, setelah menimbang-nimbang meskipun ga ada
timbangan akhirnya kami memutuskan untuk menelepon wawan supaya menjemput kami.
Sambil menunggu wawan, kami sengaja berjalan kaki menikmati kota jogja, tidak
lupa menyempatkan untuk berfoto dan bergaya di tugu nol kilometer jogja,
waahh…benar-benar kota yang hidup, bahkan untuk berjalanpun terasa sesak,
mungkin karena hari libur sehingga setiap sudut kota jogja dipenuhi oleh wisatawan
lokal maupun mancanegara.
Setelah
beberapa saat menunggu akhirnya wawan datang juga, kami tidak langsung kembali
ke penginapan, ada oleh-oleh yang juga wajib di beli saat kita berkunjung ke
jogja yaitu “bakpia pathok” ( kodrat wanita selalu saja muncul, xixiii…) disana
terdapat beberapa outlet bakpia seperti bakpia 75, bakpia 99, bakpia 123,
bakpia 25, dan masih banyak lagi. Bakpia sebenarnya
berasal dari negeri Cina, aslinya bernama Tou Luk Pia, yang artinya adalah kue
pia (kue) kacang hijau.Selain itu bakpia mulai diproduksi di kampung Pathuk
Yogyakarta, sejak sekitar tahun 1948.Waktu itu masih diperdagangkan secara
eceran dikemas dalam besek tanpa label.Setelah puas berbelanja bakpia kami
langsung meluncur ke penginapan.
Keadaan
N’cek sedikit membaik, tapi suasana masih tetap saja tegang, mungkin karena
kami masih sangat shock dengan kejadian ini. Sesuai rencana harusnya malam ini
kami kembali ke Serang, tapi melihat kondisi N’cek yang belum begitu baik, kami
memutuskan kembali ke Serang Besok siang. Malam semakin larut dan kami hanya
berbincang-bincang sambil menikmati bakpia pathok yang kami beli. Tiba-tiba ada
ide menarik dari salah satu teman kami, dan ternyata kami diajak menikmati
malam di angkringan yang sangat terkenal di Jogja, “Angkringan Lik Man” yang
terletak di sebelah utara Stasiun Tugu, Angkringan Lik Man merupakan angkringan
yang legendaris, sebab pedagangnya adalah generasi awal pedagang angkringan di
Yogyakarta yang umumnya berasal dari Klaten. Lik Man yang bernama asli Siswo
Raharjo merupakan putra Mbah Pairo, pedagang angkringan pertama di Yogyakarta
yang berjualan sejak tahun 1950 an. Menu favorit di angkringan Lik Man adalah
“Kopi Joss” Kopi yang disajikan panas dengan diberi arang dan pada saat d
masukkan ke gelas langsung Jooosssss….(begitulah bunyinya..hehhee). Bukan hanya
kopi joss tapi angkringan Lik Man juga menyediakan berbagai hidangan seperti
Sego Kucing yang berlauk oseng tempe dan sambal teri, gorengan dan masih banyak
lagi, harganya pun sangat murah.
Pengamen di Angkringan |
Setelah
beberapa saat akhirnya bugis bersedia menemaniku keluar, kami berjalan dan terus
berjalan, sampailah kami di alun-alun tapi tempat itu sangat gelap dan banyak
pohon besar, aku tidak mau disini aku takut karena sepertinya ditempat ini ada
sesuatu yang mngintaiku, aku butuh tempat yang terang dan ramai karena aku
tidak ingin termakan oleh pikiran – pikiran ku sendiri, Kami berjalan lagi dan
sampailah di tugu nol kilometer, menurutku tempat ini jauh lebih nyaman, banyak
lampu, ramai, banyak orang yang berlalu lalang, ada juga yang sedang balapan
motor.
Kami duduk
sambil berbincang, berharap kondisiku kembali tenang. Aku tidak bermaksud untuk
melarikan diri dari ketakutanku, tapi aku hanya sedang melawan pikiran-pikiran
buruk yang muncul di benakku. Beberapa kali Somad kirim sms dan mencoba membuat
ku tenang, aku menyuruhnya mengambilkan kartu ATM ku mungkin aku lebih baik
tidur di Hotel untuk malam ini atau mungkin tidur di Tugu, aku benar-benar
masih takut untuk kembali ke penginapan. Waktu menunjukkan pukul 4 pagi,
setelah beberapa saat Tiar dan Udin Mengampiri kami, Tiar coba membujukku agar
aku pulang dan setelah berbincang-bincang dengan Tiar, aku memutuskan untuk
kembali ke penginapan.
Aku
melihat mery menangis di kamar, rasa takut ku memang belum sepenuhnya hilang
tapi aku tidak ingin membuat mereka panik lagi, aku tetap tidak bisa memejamkan
mata aku takut, rasanya aku ingin cepat-cepat melihat matahari bersinar, aku
ingin cepat-cepat pergi dari kota ini.
Aku |